• aida: Agustus 2007

    Senin, 13 Agustus 2007

    Ramadhan Plan Vs Ramadhan Blank


    Ketika ada celetukan “nggak terasa ya Ramadhan sebentar lagi, perasaan baru kemarin” rasa -rasanya ada hal yang perlu diperjelas lagi ketika celetukan ini meluncur dari si empunya, apakah celetukan ini bermakna positif dengan kata lain si empu sangat mengharap kehadiran Ramadhan, atau sebaliknya yang ada adalah rasa keterpaksaan menjalani rutinitas Ramadhan.
    Ramadhan bukan hanya rutinitas tahunan yang hadir tanpa makna, Ramadhan datang membawa sejuta kesempurnaan bagi kaum muslim. Kesempurnaan penuh kebaikan, berkah, kasih-sayang, rahmat, ampunan dan selamat. Seperti yang disebutkan dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, dari sahabat Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW pernah bersabda, ''Bila bulan Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka, serta diikatlah setan-setan.'' Sempurna!! Tidak ada kesempurnaan seperti ini yang dimiliki bulan lain selain bulan Ramadhan. Tapi terkadang kesempurnaan ini belum cukup untuk meneguhkan kerinduan kita akan Ramadhan, sehingga ketika Ramadhan ada didepan mata kita tidak lekas-lekas menyambutnya, yang ada malah “Ramadhan?biarin aja! Let it flow bro..”
    Kita tahu benar kesempurnaan bulan Ramadhan itu, tetapi kenapa lagi-lagi teori seratus persen dan aplikasi nol besar. Kita tahu teorinya bahwa yang namanya kesuksesan, keberhasilan kemenangan atau apapun namanya itu dan dalam konteks apapun, selalu melewati sebuah fase yang bernama “perencanaan”. Tidak ada kesuksesan itu datang secara tiba-tiba tanpa melalui proses planning atau perencanaan, dan ada hal yang mendasar sebelum berbicara tentang plan, yaitu target. Tentulah semua muslim yang baik pasti memiliki target untuk menjadi pemenang dalam Ramadhan. Menjadi pemenang yang bisa memperbaiki prestasinya di hadapan Allah Sang pemilik kehidupan. Makanya tidak terlalu menjadi soal ketika kita merasa Ramadhan kemarin nilai kita hanya 6 atau mungkin 5, itu lebih bagus karena dengan nilai sejelek itu kita akan terpacu untuk meng up grade nilai kita menjadi lebih baik, tentunya dengan sebuah perencanaan yang matang.
    Bolehlah kita beranalogi sebentar dengan para pejuang olahraga yang memiliki prestasi atau mungkin para pejuang olimpiade science yang untuk beberapa kali kita mengakui keunggulannya, dan ketika kita melihat itu semua ada satu hal yg kita tidak bisa melewatkan suatu fase dimana mereka harus terikat dengan sebuah target dan mereka harus melewati target itu dengan sebuah suguhan perencanaan yang ketat oleh pelatih maupun dirinya dalam sebuah konteks bernama pusat latihan (training center). Atau kita bisa membuka kembali Sirah Nabawiyah kita yang menggambarkan dengan apik bagaimana Allah memberikan contoh kongkrit dari sebuah kemenangan yang gemilang pada beberapa kali kemenangan perang Rasulullah, lihatlah perang Badar pada Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah, atau perang Ahzab serta contoh-contoh kemenangan yang kongkrit dalam sejarah Ramadhan pada masa Rasulullah, dan semua kemenangan itu tidak datang tiba-tiba.
    Ada sederet plan disana, lengkap dengan ukuran-ukurannnya karena keberhasilan sebuah plan dapat dilihat dengan mudah dengan sebuah ukuran dan tentunya tanpa menafikkan kualitas. Sehingga dengan plan yang jelas dan terukur maka Ramadhan nanti tidak hanya akan menjadi rutinitas standart yang kosong. Meminjam deretan kata-kata indah dari ustadz Anis Matta "Kemenangan yang hakiki sesungguhnya terjadi pertama kali di alam jiwa". Maka dengan adanya plan Ramadhan ini diharapkan bisa menjadi bahan bakar untuk memenangkan kemenangan jiwa sebelum kemenangan yang hakiki Ramadhan nanti. Masih ada kesempatan untuk mulai berazam menyusun plan untuk Ramadhan nanti, sehingga Ramadhan blank tidak akan pernah ada. Karena yang ada adalah Ramadhan plan yang akan mengantarkan kita kepada kemenangan hakiki yaitu menjadi manusia berkualitas untuk 11 bulan setelah kita ditempa dalam training center yaitu Ramadhan.
    Sebagai penutup ada kutipan surat Al-Hasyr yang semoga dapat meneguhkan semangat kita untuk membuat Ramadhan kali ini lebih berkualitas tentunya dengan Ramadhan plan
    “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
    (QS. Al-Hasyr;18)

    Rabu, 01 Agustus 2007

    sebuah petualangan sempurna dalam bike 2 work perdana


    30 menit lalu menjadi hari yang bersejarah dalam hidupku (halah...) setelah melalui beberapa minggu penuh harap untuk segera dapat mewujudkan mimpiku, "membantu langit agar tetap biru" kata komunitas b2w. Dengan segala tekad dan semangat akhirnya nekat juga untuk memiliki sepeda baru (dg konsekuensi bulan ini miskin habis-habisan he2). gpp miskin untuk bulan ini, yang penting bahagia dan sehat.
    Pagi ini tgl 2 Juli dengan si putih (cantik loh dia *_*) aku mencetak sejarah hidupku dengan bersepeda kekantor (dulu ngebayangin aja nggak pernah). Dengan rasa was-was antara iya atau nggak untuk memulai bike 2 work hari ini, gmn nggak khawatir walaupun sepeda itu (baca si putih) baru tak beli kemarin tapi ternyata ada kesalahan teknis waktu ngrakit, setirnya kurang pas alias longgar. Riskan juga naik sepeda dalam kondisi seperti ini. Tapi karena udah ga bisa ditahan lagi, ya apapun resikonya pokoknya tetep b2w hari ini, skalian tar mampir ke dealernya untuk benerin.
    sudah setirnya eror ketambahan harus bawa helm dikeranjang depan dan printer di boncengan, wah tambah was-was nyampek dengan selamat gak ya? dengan semangat 45 mulai kukayuh si putih, hhh...menakutkan juga naik sepeda dengan membawa bawaan dalam keadaan setir eror. berharap segera nyampek di dealer untuk segera benerin stirnya, eh emang tuhan berkehendak lain ternyata dealernya masih tutup..(yaiyalah..mana ada dealer yg buka pk.8 pagi). yah berarti perjuangan akan bertambah berat ni..belum lagi aku harus bisa menaklukkan panasnya surabaya (walaupun masih jam 8, surabaya sudah cukup terik) dan hausnya kerongkongan saat puasa.
    Dengan sangat hati-hati aku kayuh sepedaku, takut banget kalo setirnya tiba-tiba muter sendiri..dan yang tidak kalah berat adalah ketika mau puter balik atau nyebrang, butuh teknik dan kewaspadaan tinggi. Seperti pagi inipun aku udah berapa kali diteriaki atau di bel beberapa motor atau mobil dibelakangku karena nyebarangku yang agak ngawur (he2 namanya juga masih pertama)..
    dalam hati hanya bilang "sebentar lagi nyampek...sebentar lagi nyampek..." akhirnya dengan peluh yang bercucuran dan mata yg sedikit berkunang-kunang akhirnya aku nyampek kantor juga, alhamdulillah dengan selamat. Subhanallah benar-benar petualangan yang sempurna dan nggak akan terlupa. Moga awalan ini bisa selalu menguatkaku untuk membantu langit agar tetap biru dan untuk menjaga tubuhku untuk sehat selalu...
    bike to work??napa nggaK.....

    Jilbab ‘Kaffah’ dalam Second Time Interview


    Ini adalah second time interview ku selama aku menjadi job seeker, pengalaman yang aku pikir sangat berharga karena jarang-jarang aku bisa sampai ke babak interview. Berbekal modal dengkul alias bondo nekat karena dalam pekerjaan ini kualifikasi yang diutamakan adalah fluent in English dan u knowlah bahasa inggrisku kanblebotan yah akhirnya aku nrima tawaran ini. Karena udah terbiasa dengan yang namanya kegagalan, jadi membangun harapannya pun ga setinggi ketika dulu pertama kali nglamar kerja, anggap aja nambah pengalaman dan iseng2 berhadiah, aku pikir ketika usahaku untuk mendapatkan ladang rejeki yang lebih baik dan dinamisasi pengalaman yang lebih menantang ini belum di ridhoi oleh Allah, maka aku nggak akan terlalu kecewa toh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Jatim masih bisa diandalkan untuk menjadi ladang rejekiku saat ini.
    Dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu udah, ga sabar ngrasain hot seat saat interview dan pengin tahu sebenarnya job desc kerjaan yang aku incer ini apa seh (emang sebelumnya masih sangat blur ttg job desc kerjaan ini). Akhirnya dateng juga tuh bapak yang akan menanyaiku banyak hal, yah take it easy ajah!! walaupun sebenernya ngeri juga kalo tar interviewnya in English terus. Hmm akhirnya yang ditakutkan kejadian juga walaupun ga disuruh pake bahasa Inggris terus, tetep aja disuruh ngomong bahasa Inggris, belepotan2 gpp anggep aja lagi latihan Inggris di kelas Inggris
    Nah saat interview dengan orang ketiga yang paling seru --yang notabene beliau ini yang akan jadi bosku langsung kalo emang aku nantinya kerja disini-. Berdaskan bocoran dari pak manajer yang menjadi orang kedua yang harus aku taklukkan dalam rangkaian interview ini diketahui bahwa, beliau ini adalah orang nomor satu di …Divre V Jawa Timur (wuihh keren) dan jobdesc dr posisi yang ditawarkan ini (secretary corporate public relations) gampangannya adalah seperti asisten pribadi yang bertanggung jawab tidak sebatas fungsi administrasi tetapi juga bertanggung jawab atas kebutuhan kerumah tanggaan bos, mulai dari makanan, minuman, kebersihan ruangan, menyiapkan materi2 yang dibutuhkan si bos, entah untuk meeting ketemu dengan client atau kolega, ya pokoknya kayak sekertaris di tipi2 itulah. Pasti orang yang mengenal aku akan bilang “ga banget dan ga aku banget” kalo tahu aku nglamar jd sekretaris. Aku sendiri juga ga yakin kalo aku bisa jadi sekretaris. Tapi keraguanku agak tereduksi sedikit ketika tahu si calon bos ini. First impression yang terbangun tentang beliau sedikit mengikis keraguanku akan ketidakasyikan pekerjaan sekretaris. Jangan membayangkan bos yang satu ini berwajah eksmud, dan masih muda. Karena beliau sebaya dan sangat bersahaja dan satu lagi hanif, hal ini telihat dari isi omongannya dan penampilannya yang berjanggut layaknya para ustadz, apalagi disempurnakan dengan keramahannya membuat suasananya serasa nggak interview malah seperti ketemu sosok bapak yang sedang bercengkrama dengan anaknya. Banyak inspirasi yang didapat ketika melihat sosok bos …Divre V ini. Salah satunya adalah inspirasi untuk menjadi orang besar karena dengan menjadi orang besar yang memiliki power maka kita akan bisa berbuat banyak untuk lebih mengokohkan eksistensi kalimah Allah di dunia profesionalisme. Bagaimana tidak, bos …Divre V ini memasang kualifasi yang jarang ditemui dikolom2 job vacancy tiap sabtu minggu di koran2, apa itu?? Beliau menginginkan posisi sekretarisnya itu diisi oleh ‘mbak2 yang menggunkan jilbab kaffah (baca: gede)’-meminjam istilah dari pak manajer-. Luar Biasa!! justru ketika kita terkadang malu2 untuk memunculkan prinsip dan identitas keislaman yang ‘kaffah’, justru malah sebenarnya identitas itulah yang akan menguatkan kedudukan kita. Entah kenapa ya ketika bertemu dengan bos …Divre V ini rasanya langsung dapet kemistrinya (moga2 aku tidak salah membaca pertanda ini). Phew… kalo Allah ga mengijin beliau menjadi bosku maka aku akan meminta pertemukan aku lagi dengan orang2 seperti beliau, karena ada kenyamanan disana, kenyamanan untuk selalu menjadi orang yang bisa membuat orang lain nyaman dengan aura ketaatan akan illahNya (semoga lagi2 ini bener dan ga berlebihan)
    >>Untuk pak bos deputi Divre V (Joni Girsang) “moga Allah memberi bapak sekertaris yang fasih berbahasa inggris dan tentunya berjilbab kaffah” dan setelah beberapa minggu aku baru tahu siapa yang bapak pilih...ternyata not fluent in English!! Yah inilah Hidup..Rejeki, Maut, dan jodoh Dialah yang atur..Phew....