• aida: Tempe penyet sambel bawang warisan bapak

    Minggu, 24 Juli 2011

    Tempe penyet sambel bawang warisan bapak

    Menikmati setiap kunyahan adalah mengundangnya untuk hadir, saat menyiapkan sarapan terenak yang pernah lidahku rasakan. Bayangannya begitu lekat saat beliau mulai menggoreng tempe dengan bumbu sederhana bawang dan garam. Sembari tangan beliau dengan lincah membolak balikkan setiap tempe yang mulai berubah warna.

    Dengan gesit dan cekatan tangan beliau meracik bumbu dan mengulek sambal bawang yang terdiri dari cabe, bawang, garam dan sedikit bumbu penyedap merk ‘sasa’. Sambal bawang inilah yang akan menjadi pelengkap kesempurnaan dari menu sarapan pagi kami. Tak lupa ada satu momen yang sangat aku suka adalah dituangkannya minyak jelantah panas sisa dari menggoreng tempe kedalam cobek sambel bawang, bunyi kratak-kratak yang menandakan pertemuan antara racikan sambal bawang yang telah diulek dengan minyak jelantah panas adalah momen sakral yang sangat aku tunggu. Momen sakral sesaat sebelum proses akhir saat tempe panas dari penggorengan itu di penyet diatas cobek yang sudah ada sambal bawangnya. Nasi panas yang mengepul diatas piring kami seakan menyambut hangat kehadiran tempe penyet sambal bawang terenak yang dibuat dan disajikan bapak disetiap pagi sebelum aku dan cucunya berangkat sekolah.

    Tidak ada yang spesial dari tempe, bumbu sambal maupun gerakan ulekan bapak, tapi entah kenapa lidahku selalu mengagumi setiap rasa yang sampai pada sensor perasa. Ketika Ibu ataupun kakak menduplikasi menu tersebut selalu tidak dapat mengungguli citarasa tempe penyet sambal bawang bapak. Bukan berlebihan jika kami anak-anak dan cucunya berkelakar bahwa bapak telah mengunakan jompa jampi yang sangat dirahasiakan.

    Dan hari ini, beberapa puluh tahun kemudian disaat cerita diatas telah menjadi memori nostalgia, aku telah berhasil menduplikasikan tempe penyet sambel bawang bapak. Dengan racikan dan rasa cinta -yang aku yakin bapak selalu hadirkan setiap beliau memasak untuk kami- aku berusaha menduplikasi persis seperti apa yang telah bapak buat, dan sempurna!. Aku selalu bersyukur dan berterimakasih kepada bapak yang telah mewariskan resep tempe penyet sambal bawang. Sampai aku punya impian, dimana suatu saat punya warung tempe penyet sambal bawang. Proses memasak serta bumbu rahasia ala bapak dengan penyajian yang istimewa, sesuai dengan kesederhanaan yang diciptakan oleh menu sederhana penuh cinta dan cita rasa bernama tempe penyet sambal bawang. Dan anda perlu tahu kalau aku juga sudah menyiapkan nama warungnya yaitu “Warung Mbok Rondo atau Warung Mbah Bayan”, kenapa aku memilih nama itu? Aku tak perlu menceritakannya disini.
    Ini ceritaku, bagaimana dengan ceritamu?!

    Thanks to didi yang selalu mengagumi sambal bawang buatanku (kedip-kedip mata kelilipan)

    Baitus Silmi 23 Juli 2011

    0 Komentar:

    Posting Komentar

    Berlangganan Posting Komentar [Atom]

    << Beranda