• aida: Demam Fixie

    Minggu, 24 Juli 2011

    Demam Fixie

    Judul diatas adalah sebuah kesimpulan dari pengamatan saya terhadap lalu lalang orang di toko sepeda. Ya, memang pengamatan saya tidak lebih dari sembilan puluh menit di dua toko sepeda, tetapi saya sudah merasa cukup untuk membuat kesimpulan ditambah dengan fenomena menarik yang saya temukan ketika sembilan puluh menit saya berada di dua toko sepeda tersebut.

    Lima belas menit pertama saya berada ditoko sepeda pertama. Saya tidak menyangka kalau ternyata toko sepeda pada akhir pekan sudah seperti pasar senggol, yang pembelinya bisa sambil senggal-senggol kanan-kiri antar sesama pembeli, belum lagi sudah seperti antri sembako yang sampai meluber ke trotoar. Menarik pikir saya, apa sih yang sedang mereka cari, apakah mereka hanya melihat-lihat, membeli sepeda siap jadi atau berburu part sepeda seperti saya?. Ternyata jawabannya sebagaian besar dari mereka adalah berburu part, dan ternyatanya lagi, part yang mereka beli tidak jauh dari hal-hal yang berwarna-warni, yang kalau saya tidak salah menyipulkan itu adalah part fixie. Dan fenomena lain yang sempat saya tangkap di toko sepeda pertama ini ialah selama lima belas menit saya di toko sepeda itu sudah ada dua sepeda fixie yang terjual.

    Tujuh puluh lima menit berikutnya saya pindah ke toko kedua. Pemandangan yang saya tangkap tidak jauh berbeda dengan toko pertama, akan tetapi di toko kedua ini lebih banyak pembeli yang memakai seragam sekolah. Saya berpikir kembali, apalagi yang mereka cari kalo bukan segala hal yang berwarna-warni dan itu adalah fixie. Benar karena setelah mereka keluar dari toko itu, yang mereka tenteng adalah ban warna-warni, velg warna-warni dan frem warna-warni. Belum sampai disitu, masih dilokasi yang sama, secara tidak sengaja saya bertemu dengan dua teman saya yang kata mereka sih sedang menemani bapaknya yang sudah berumur untuk berburu part fixie. Saya tanya ke teman saya itu. “Bapakmu mau rakit sepeda apa?” sambil saya membayangkan sepeda MTB. Lalu teman saya menjawab, “ Bapak mau merakit sepeda fixie, ini nyari frame karbon yang fixie.” Ahhh.. saya sangat yakin teman saya berbohong, saya tidak yakin masak bapaknya yang sudah uzur itu mau ber fixie ria. Kemudian saya bertanya keteman saya yang kedua, “Bapakmu mau merakit sepeda ya? Sepeda fixie juga?”, yang jawab ternyata malah Bapakanya sendiri, “Iya nak bapak mau merakit fixie, tapi pakai torpedo.”

    Meskipun saya tidak yakin Bapak teman saya itu akan jadi fixiolist sejati yang bebas berekspresi dengan warna-warni, tapi saya yakin bahwa demam fixie sudah menjangkit dimana-mana (baca: Surabaya). Sampai anak teman saya yang masih berumur 10 tahun juga mulai menggoda mamanya untuk minta dibelikan sepeda warna-warni kaya permen lollipop itu. Apakah anda tergoda untuk terjangkiti demam fixie?! Kalau saya Fixie banci aja ah…Warna Fixie tapi pakai rem :D

    Ahad malam, kala menunggu senin datang

    6 Feb 2011

    0 Komentar:

    Posting Komentar

    Berlangganan Posting Komentar [Atom]

    << Beranda