• aida: Penenang alami bernama bersepeda

    Minggu, 24 Juli 2011

    Penenang alami bernama bersepeda

    Sejak mengenal aktivitas bersepeda, saya jadi punya cara baru untuk mengusir stres. Kebanyakan dari kita sering mengusir stres dengan makanan. Tak tanggung-tanggung semakin tinggi kadar stres yang menjangkiti maka semakin banyak makanan yang dipaksa masuk keperut walaupun sudah kenyang. Seperti saya, satu kotak martabak manis adalah porsi yang sedikit untuk sekali lahap . Alih-alih stres akan pergi, malah akan menambah stres baru, ketika kebiasaan buruk itu berdampak pada bertambahnya lingkar pinggang dan jaringan lemak dalam tubuh.



    Berbeda kondisinya saat saya menemukan formula baru dalam mengusir stres, apalagi kalau bukan bersepeda. Awalnya tidak terlalu sadar kenapa bersepeda bisa mengusir stres. Setelah beberapa kali bersepeda saat stres, saya baru bisa menganalisa sehingga menghasilkan penjelasan yang sangat sederhana.



    Ketika stres, hormon kebahagiaan yang biasa disebut endorfin atau ada yang menyebutnya sebagai penenang alami sekaligus “malaikat” pemberi bahagia tubuh kita jumlahnya berkurang, berbalik dengan jumlah hormon kortisol dan adrenalin yang melimpah sehingga yang dibutuhkan untuk mengimbangi hormon kortisol dan andrenalin tersebut adalah aktifitas yang bisa menambah jumlah endorfin, dan masing-masing orang memiliki cara sendiri-sendiri untuk menambah endorfin itu, misalnya nonton, makan, tidur, traveling atau olahraga seperti jogging dsb.



    Bersepeda adalah salah satu cara alternatif yang bisa dicoba, sambil menggowes saat menemani teman yang sedang stres, saya mencoba mencari tahu kenapa begitu nikmat sekali kayuhan sepeda saya ketika saya stres, akhirnya saya menemukan jawabannya. Seperti diketahui efek nyata bersepeda atau berolah raga adalah lancarnya peredaran darah, lancarnya suplai oksigen dalam otak, dan ini poin awal untuk memberikan efek kebahagiaan.



    Poin kedua adalah saat bersepeda, diri kita ada jeda untuk merenung dan merespon dengan lingkungan sekitar. Saat mengayuh, pancaindera kita sangat sensitif merespon kejadian yang terjadi dilingkungan sekitar, tentunya dengan catatan kecepatan bersepeda kita tidak menyamai kecepatan saat bermotor misalnya 30-40 km/jam. Contoh kecil panca indera kita merespon fenomena lingkungan sekitar adalah saat mata kita menangkap fenomena kesederhanaan para kaum dhuafa yang menghias sudut-sudut kota. Kemudian otak kita akan merespon dengan cara berfikir dan merenung, bahwa sangat beruntungnya kita dengan kehidupan yang telah Tuhan kasih. Keimanan, Ilmu, kesehatan, keluarga dan rejeki sehingga kita bisa menikmati kayuhan dari atas sadel sepeda. Coba rasakan setiap gerakan dan ritme organ dalam tubuh kita, mulai proses masuknya oksigen dalam hidung kita, kedipan mata, gerakan kaki dan tangan, masuknya suara ketelinga, gerakan jari dan tangan, detak jantung semua rasakan dengan seungguh-sunguh saat anda bersepeda. Rasakan, perhatikan dan renungkan, bahwa ini adalah kekayaan yang tak terkira, lalu kenapa harus bersedih dan stres?



    Poin ketika adalah saat bersepeda akan terjadi interaksi sosial yang cukup meng upgrade endorfin, terutama interaksi sosial dengan teman bersepeda kita. Ngobrol tentang apa saja, bergurau, bercanda adalah resep yang mujarap untuk menambah jumlah endorfin dalam tubuh, apalagi kalau bersepedanya diberi tema bike to kuliner, bersepeda 3 kilometer bakso satu mangkok, begitu seterusnya. Lebih baik daripada satu mangkok bakso terus tidur.



    Poin terakhir yang tak kalah penting saat bersepeda mengusir stres adalah dapat menyambung silaturahim atau menambah pertemanan. Seperti gowes saya disuatu sore, awalnya tidak begitu bersemangat, tapi karena melihat stres teman saya sudah mengkhawatirkan, baiklah saya mengalah, dengan ditemani senja yang indah dengan merah saganya serta semilir angin sore, saya, teman saya yang membawa temannya memulai bersepeda menuju suatu tempat yang asyik untuk menikmati sore. Tak disangka ternyata teman baru yang dikenalkan teman saya sedang ulang tahun, akhirnya makanan kami gratis deh, karena dia yang traktir. Sudah dapat teman baru, makan gratis dan tentunya bulan purnama yang indah saat kami mengayuh sepeda kami pulang. Oiya tentunya satu hal yang pasti, stres teman saya hilang. Mujarab bukan penenang alami bernama bersepeda?

    0 Komentar:

    Posting Komentar

    Berlangganan Posting Komentar [Atom]

    << Beranda