• aida: Juni 2008

    Minggu, 22 Juni 2008

    Perempuan vs Sepeda


    Mengingat setahun yang lalu ketika pertama kali terbersit dalam benakku untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi ke tempat kerja, yang aku pikirkan adalah begitu tidak bergengsinya sepeda, begitu rendahnya sepeda sebagai kasta rendahan di jalanan, yang aku pikirkan bukan betisku akan gede, kulitku akan bertambah gelap, berkeringat dan kotor, capek atau akan merusak penampilan, bukan hal-hal seperti itu yang aku pikirkan. Tetapi setelah berjalannnya waktu dan sepeda telah benar-benar menjadi bagian dalam hidupku, aku menemukan beberapa fenomena dikalangan perempuan yang aku ajak untuk mencoba asyiknya bersepeda ketempat kerja atau hanya sekedar have fun saja, mostly dalam kepala mereka akan langsung terbangun sebuah stigma bahwa sepeda akan membuat betis mereka gede. Sudah menjadi rahasia umum bahwa betis yang ramping adalah menjadi bagian dari konstruksi kecantikan yang dipahami perempuan sekarang.

    Ketika mendengar stigma itu muncul dari mulut-mulut mereka, aku langsung mikir kok aku dulu tidak berpikir seperti itu ya?, yang menjadi konklusi permasalahan ini bukanlah kenapa aku dulu kok tidak berpikir begitu dan kamu kok berpikir begini, yang menjadi permasalahan adalah apakah benar sepeda adalah salah satu moda transportasi yang tidak ramah perempuan?

    Ketika keramahan itu diukur dari tingkat keamanan dijalan (baca: jalanan kota Surabaya dan sejenisnya) mungkin tidak hanya perempuan saja, laki-laki juga merasa sepeda memiliki tingkat kemanan yang rendah dengan melihat dominasi mobil dan sepeda motor saat ini, jadi laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama. Kalau keramahan itu diliat dari kecantikan perempuan, tentu laki-laki tidak memiliki kecantikan itu. Maksudya dengan bersepeda maka akan merusak tatanan dari kecantikan seorang perempuan. Melunturkan bedak, mengaburkan eye shadow dan eye liner, merusak mascara dan tatanan rambut, menggantikan aroma parfum menjadi bau keringat, matahari dan asap knalpot, dan satu lagi membuat betismu akan menjadi gede dari ukuran aslinya. Kalau memang benar hal ini yang menjadi ketakutan perempuan maka kita sebagai perempuan harus lebih berpikir cerdas dan kreatif.

    Cerdas untuk berfikir bahwa jantung yang memompa darah dengan lancar untuk mensuplai oksigen ke otak adalah sebuah hal yang jauh lebih berharga dari sebuah bedak yang luntur karena tetesan keringat. Berfikir bahwa tetesan keringat akan memberikan efek segar pada kulit, dan tentunya hal ini jauh lebih berharga daripada berubahnya aroma parfum menjadi bau keringat, matahari dan asap knalpot. Berfikir bahwa betismu akan menjadi lebih gede dari ukuran aslinya adalah sebuah bukti nyata dari sebuah usahamu untuk membuat kecantikanmu akan lebih lama melekat dan bertahan dalam dirimu. Apalah artinya cantik kalau tidak sehat, karena tidak akan ada konsep cantik tanpa sehat dan tentunya tidak berlaku sebaliknya karena kalau sehat pastilah cantik.

    Berpikir kreatif bahwa jangan pakai bedak yang tebal ketika bersepeda cukup pakai sunblock, jangan pakai mascara dan eye shadow pas bersepeda kalau takut matahari dan keringat akan melunturkannya. Pakailah mereka pada saat di kantor setelah anda selesai bersepeda.