• aida: Sebuah Hikmah: Hilangnya Sahabatku, Hilangnya Sepeda Kami

    Kamis, 20 Januari 2011

    Sebuah Hikmah: Hilangnya Sahabatku, Hilangnya Sepeda Kami

    Hilangnya sahabatku sepertinya ingin menunjukkan banyak hikmah yang mungkin selama ini saya terlalu acuh melihatnya, yaitu sepeda itu telah menjadi sepeda kami, bukan lagi sepedaku.
    Sepeda kami, karena sejak beberapa menit setelah sepeda itu raib, disaat orang terlelap dalam tidurnya, tetangga kanan kiri beserta wakil RT dengan suka rela menggedor pintu kos saya untuk memastikan apakah sepeda saya baik-baik saja, ada saksi mata yang melihat sepeda dengan fender (slebor) berisiknya dibawa pergi orang tak dikenal.
    Sepeda kami, karena pemuda kampung mencoba mengejar sepeda saya, walaupun akhirnya tidak mendapatkan hasil, selain barang bukti sepeda BMX dan sandal jepit pelaku
    Sepeda kami, karena tetangga Madura saya dengan naluri keibuannya mendatangi kos dengan petuah-petuahnya, agar saya lebih berhati-hati, agar saya berbesar hati dan ada baiknya saya meminta bantuan ‘orang pintar’ sambil membawa barang bukti, “dicoba saja nak, siapa tahu masih rejeki, eman-eman kan harga sepeda juga lumayan, nyari uang juga susah!”.
    Sepeda kami, karena anak tetangga saya dipagi hari tidak akan mengajaknya lagi untuk membeli rawon atau soto sebagai menu sarapan di pagi hari
    Sepeda kami, karena teman kos saya lebih sedih dibandingakn saya, karena dia yang terakhir memakainya untuk mengajar mengaji Ibu-Ibu kampung
    Sepeda kami, karena tidak akan ada lagi sepeda pengganti ketika sepeda adik kos saya rewel tidak mau diajak kuliah dipagi hari.
    Maka setelah malam itu tidak ada lagi teriakan, “Mbak Ai, pinjem sepedanya ya?”, karena tidak ada lagi sahabat saya yaitu sepeda kami 

    0 Komentar:

    Posting Komentar

    Berlangganan Posting Komentar [Atom]

    << Beranda