• aida: Mahal Tak Selalu Istimewa

    Minggu, 24 Juli 2011

    Mahal Tak Selalu Istimewa

    Cuma ada dua kata yang bisa menerangkan kata ‘harga’ yaitu mahal atau murah. Dimana kata itu juga memiliki ukuran masing-masing, tergantung dari ukuran siapa. Seperangkat internal gear bermerk bagi para ‘borjuis’ sepeda sangatlah murah. Tetapi bagi sebagian orang yang masih mempertanyakan besok makan apa tentulah sangat mahal. Mahal dan murah yang memang diukur dari nilai bernama uang.

    Ada mahal dan murah yang tidak diukur dengan uang tetapi diukur dengan niat dan keikhlasan. Menurut saya ini adalah ukuran yang paling prestisius dan membanggakan karena dibayar dengan hati dan tidak ada toko manapun yang menjualnya. Jika harga yang diukur dengan uang siapapun pasti bisa, asal memiliki uang.

    Maka tak akan silau mata saya melihat sepeda mahal dengan teknologi terbaru yang super canggih. Tetapi akan silau mata saya jika ada sepeda sederhana jauh dari kata bermerk, canggih dan buatan luar negeri yang digowes setiap hari, mengukur jalanan dibawah panasnya terik mentari, dinginnya tetesan air hujan dengan segala niat dan keikhlasan untuk meneruskan lakon kehidupan. Seperti sepeda-sepeda perjuangan yang menghiasi jalanan di Surabaya saat pagi dan petang. Sepeda karatan dan dekil yang menemani sang pemilik untuk mencari penghidupan.

    Lalu kembali saya merenung atas sebuah pertanyaan yang mampir ketelinga saya,”apa istimewanya sepedamu?”. Saya mengerti maksud dari kata istimewa tersebut yaitu merk dan teknologi. Saya faham sepeda saya tidak ada yang istimewa bagi sang penanya, karena sepeda saya adalah sepeda rongsokan besi tua, warisan dari masa lalu saat kakak menghadiahi sepeda Federal yang saat itu sangat saya impikan. Saat Krisdayanti memenangkan grand final Asia bagus, saat itulah mimpi saya untuk memiliki sepeda federal menjadi kenyataan. Kini warisan masa lalu itu hadir kembali setelah sekian lama menjadi besi tua yang tak berharga. Secara fisik tidak ada yang istimewa akan tetapi dia sebenarnya sangat istimewa karena ia adalah bagian dari sejarah, dan sejarah tidak bisa dibeli dengan uang, merk dan teknologi. Hanya bisa dibeli dengan hati yang ikhlas untuk menggunaknnya kembali dan berniat akan menjadi bagian lakon kehidupan saat ini. Lalu saya akan menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban, “istimewanya sepedaku karena aku menggunakannya setiap hari”.

    Bagaimana dengan anda?

    Masih adakah rongsokan besi tua itu di rumah anda? Jika masih, maka anda tak terlalu istimewa. Membeli yang baru itu tak istimewa, memilih yang mahal itu belum tentu istimewa tapi menerima kembali yang lama itu teramat istimewa. Mengutip dari kalimat Daniel Goleman dalam bukunya “Mengungkap rahasia dibalik produk-produk yang kita beli”, bahwa bila kita membuang sesuatu, sebenarnya benda itu tidak akan terbuang, benda itu tetap ada di planet bumi. Mendaur ulang saat ini adalah sebuah pilihan yang sepertinya sudah cukup baik diantara pilihan yang ada-sementara kita luput melihat bahwa pilihan yang ditawarkan pun sangat sedikit.

    0 Komentar:

    Posting Komentar

    Berlangganan Posting Komentar [Atom]

    << Beranda