Perempuan vs Sepeda
Mengingat setahun yang lalu ketika pertama kali terbersit dalam benakku untuk menggunakan sepeda sebagai moda transportasi ke tempat kerja, yang aku pikirkan adalah begitu tidak bergengsinya sepeda, begitu rendahnya sepeda sebagai kasta rendahan di jalanan, yang aku pikirkan bukan betisku akan gede, kulitku akan bertambah gelap, berkeringat dan kotor, capek atau akan merusak penampilan, bukan hal-hal seperti itu yang aku pikirkan. Tetapi setelah berjalannnya waktu dan sepeda telah benar-benar menjadi bagian dalam hidupku, aku menemukan beberapa fenomena dikalangan perempuan yang aku ajak untuk mencoba asyiknya bersepeda ketempat kerja atau hanya sekedar have fun saja, mostly dalam kepala mereka akan langsung terbangun sebuah stigma bahwa sepeda akan membuat betis mereka gede. Sudah menjadi rahasia umum bahwa betis yang ramping adalah menjadi bagian dari konstruksi kecantikan yang dipahami perempuan sekarang.
Ketika mendengar stigma itu muncul dari mulut-mulut mereka, aku langsung mikir kok aku dulu tidak berpikir seperti itu ya?, yang menjadi konklusi permasalahan ini bukanlah kenapa aku dulu kok tidak berpikir begitu dan kamu kok berpikir begini, yang menjadi permasalahan adalah apakah benar sepeda adalah salah satu moda transportasi yang tidak ramah perempuan?
Ketika keramahan itu diukur dari tingkat keamanan dijalan (baca: jalanan
Berpikir kreatif bahwa jangan pakai bedak yang tebal ketika bersepeda cukup pakai sunblock, jangan pakai mascara dan eye shadow pas bersepeda kalau takut matahari dan keringat akan melunturkannya. Pakailah mereka pada saat di kantor setelah anda selesai bersepeda.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda